Page

Sabtu, 16 Februari 2013

"RABU ABU-KU TAHUN INI"

Ini tentang hari Rabu Abu dimana semua umat katolik wajib untuk menerima tanda salib di dahi dari abu. Abu yang digunakan biasanya/setahu saya adalah abu bakaran sisa daun palem yang sudah kering, yang diberkati saat hari minggu palem masa pra-paskah tahun sebelumnya. Pengalaman dulu saat masih SMP-SMA masih tinggal di rumah, suka ngurus2 di Kapela St. Andreas Baumata, Kupang.
Baik kita tinggalkan itu, lanjut cerita rabu abu kemarin saya merasa kecewa pada diri sendiri.Why? Karena saat sampai di gereja parkiran sudah penuh. Kemudian begitu menginjakan kaki di pelataran terdengar ucapan seperti ini: "Demikianlah Injil.Tuhan" saya pun menjawab: "Terpujilah Kristus". Sahabatku, misa sudah setengah jalan, bacaan Injil selesai, dan saya baru datang. Sungguh ironi (hahaha).
Tapi apa yang kemudian saya lakukan? saya berdoa dan mengikuti kelanjutan misa dengan memohon hikmat dari Bapa. Dan apa yang saya dapat saat homili/kotbah Romo saat itu adalah: "Pikiran seringkali menjadi perancang untuk berbuat kejahatan. Maka dengan diberi salib abu di dahi, semoga pikiran kita tidak merancang hal-hal yg buruk melainkan di masa karantina puasa dan pantang ini pikiran kita sekalian selalu merancang hal-hal kebaikan."
Demikian yang ingin saya bagikan tentang Rabu Abu, semoga sahabat-sahabat yang membaca ikut memperoleh hikmat. Ameeennn!
Tuhan berkati :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar